Senin, 24 Oktober 2016

Perbedaan Excavator dan Backhoe

Ketika berbicara mengenai alat berat yang digunakan untuk menggali, banyak yang akan langsung teringat pada ekskavator. Hal ini wajar saja, mengingat alat berat tersebut memang menjadi salah satu jenis yang paling umum digunakan di masyarakat untuk berbagai keperluan. Karena itulah, spare part alat berat komatsu untuk ekskavator merupakan salah satu yang paling banyak dibutuhkan.
Tapi, tahukah kalian bahwa alat berat yang berbentuk mirip ekskavator itu belum tentu ekskavator loh. Bisa saja, sebenarnya yang kita lihat adalah backhoe, namun karena ketidaktahuan kita tentang perbedaannya dan bentuknya yang agak mirip, kita menganggap semua sama. Nah, supaya kita tidak salah lagi menyamakan keduanya, berikut ini adalah perbedaan dari ekskavator dan backhoe:
  • Ekskavator

Alat ini memiliki sebuah komponen yang disebut cab atau bisa dikatakan ruang kerja operator. Cab ini berada di atas roda dan dapat berputar hingga 360 derajat. Inilah yang membuat ekskavator dapat menggali ke berbagai sisi ekskavator tanpa harus repot-repot berpindah lokasi. Selain itu, ekskavator juga mampu bekerja dengan beberapa sistem penggalian. Beberapa jenis ekskavator pun memiliki ukuran yang cukup ramping sehingga lebih mudah untuk memindahkannya dari lokasi yang satu ke lokasi lainnya, ataupun bekerja pada lahan yang terbatas. Beberapa kelebihan inilah yang menjadikan alat berat ini disukai oleh penggunanya.
  • Backhoe

Sama seperti ekskavator, alat ini juga memiliki arms, boom dan bucket. Karena itulah, banyak yang salah mengira dan menganggap kedua alat ini sama. Perbedaan mendasar yang paling mudah terlihat yaitu, pada bagian belakang backhoe terdapat sebuah komponen bernama loader. Loader ini berfungsi untuk mendorong tanah (seperti fungsi buldozer) atau mengangkut tanah yang telah digali ke alat pengangkutan (seperti truk). Perbedaan lainnya yaitu, terdapat pada kemampuan alat. Jika ekskavator mampu berputar hingga 360 derajat, alat ini memiliki keterbatasan gerak. Karena, hanya bagian arm saja yang dapat bergerak ke kanan dan kiri, sementara ruang operator atau cab tidak dapat berputar.
Lalu, diantara kedua alat ini manakah yang lebih baik? Jawabanya sederhana, tergantung pada kebutuhannya. Karena kedua alat ini memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, maka akan lebih baik jika menyesuaikan alat yang dipilih dengan penggunaannya. Selain itu, kecepatan dan kemampuan kerja alat ini juga sangat bergantung pada kualitas alat dan kemampuan operator yang mengendalikannya. Karena itu, pilihlah alat yang berkualitas baik dan operator yang berpengalaman agar alat ini dapat berfungsi dengan maksimal.


Nama : Jamaludin
NPM  : 25414589
Kelas  : 3IC08
Tugas Metodologi Penelitian#
Universitas Gunadarma 


PERBEDAAN MOTOR BENSIN 2 TAK DAN 4 TAK

Motor pembakaran dalam dikembangkan oleh Motos Otto, atau Beau de Roches merupakan mesin pengonvesi energi tak langsung, yaitu dari energi bahan bakar menjadi energi panas dan kemudian baru menjadi energi mekanis. Energi kimia bahan bakar tidak dikonversikan langsung menjadi energi mekanis. Bahan bakar standar motor bensin adalah isooktan (C8H18). Efisiensi pengonversian energinya berkisar 30% (ηt ±30%). Hal ini karena kerugian 50% (panas, gesek/mekanis, dan pembakaran tak sempurna). Sistem siklus kerja motor bensin dibedakan atas motor bensin dua langkah (two stroke), dan empat langkah (four stroke).

1. Motor bensin 2 tak 




Motor bensin dua langkah adalah motor yang pada dua langkah torak/ piston (satu putaran engkol) sempurna akan menghasilkan satu langkah kerja.
  • Langkah kompresi dimulai dengan penutupan saluran masuk dan keluar kemudian menekan isi silinder dan di bagian bawah, piston menghisap campuran bahan bakar udara bersih ke dalam rumah engkol. Bila piston mencapai titik mati atas, pembakaran dimulai.
  • Langkah kerja atau ekspansi, dimuliai ketika piston bergerak mencapai titik tertentu sebelum titik mati atas busi memercikan bunga api, terjadilah kerja. Pada awalnya saluran buang dan saluran masuk terbuka. Sebagian besar gas yang terbakar keluar silinder dalam proses exhaust blowdown. Ketika saluran masuk terbuka, campuran bahan bakar dan udara bersih tertekan di dalam rumah engkol, mengalir ke dalam silinder. Piston dan saluran-saluran umumnya dibentuk membelokan campuran yang masuk langsung menuju saluran buang dan juga ditunjukkan untuk mendapatkan pembilasan gas residu secara efektif. Setiap siklus mesin dengan satu langkah tenaga diselesaikan dalam satu kali putaran poros engkol. Namun sulit untuk mengisi secara penuh volume langkah dengan campuran bersih, dan sebagian.
2. Motor bensin empat langkah

Motor bensin empat langkah adalah motor yang pada setiap empat langkah torak/piston (dua putaran engkol) sempurna menghasilkan satu tenaga kerja (satu langkah kerja).
  • Langkah pemasukan dimulai dengan katup masuk terbuka, piston bergerak dari titik mati atas dan berakhir ketika piston mencapai titik mati bawah. Udara dan bahan bakar terhisap ke dalam silinder. Langkah ini berakhir hingga katup masuk menutup,
  • Langkah kompresi, diawali ketika kedua katup tertutup dan campuran di dalam silinder terkompresi sebagian kecil dari volume awalnya. Sesaat sebelum akhir langkah kompresi, pembakaran dimulai dan tekanan silinder naik lebih cepat.
  • Langkah kerja, atau langkah ekspansi, yang dimulai saat piston hampir mencapai titik mati atas dan berakhir sekitar 45° sebelum titik mati bawah. Gas bertekanan tinggi menekan piston turun dan memaksa engkol berputar. Ketika piston mencapai titik mati bawah, katup buang terbuka untuk memulai proses pembuangan dan menurunkan tekanan silinder hingga mendekati tekanan pembuangan.
  • Langkah pembuangan, dimulai ketika piston mencapai titik mati bawah. Ketika katup buang membuka, piston mendorong keluar sisa gas pembakaran hingga piston mencapai titik mati atas. Bila piston mencapai titik mati atas katup masuk membuka, katup buang tertutup,  demikian seterusnya.

Nama : Jamaludin
NPM  : 25414589
Kelas  : 3IC08
Tugas Metodologi Penelitian#
Universitas Gunadarma 

PERBEDAAN SOHC DAN DOHC

Kalo dulu kita mengenal dengan teknologi OHV (Over Head Valve) yaitu teknologi yang menempatkan Chamshaft (Noken As) sejajar batang Crankshaft (Kruk As). Secara otomatis, hanya Valve (katup) dan Rocker Arm yang berada di atas head silender.
Mesin bertipe OHV memiliki push rod untuk menggerakkan rocker arm yang kemudian diteruskan untuk menggerakkan katup secara buka  dan tutup. (Lihat ilustrasi di bawah ini)

Seiring perkembangan dan kemajuan teknologi otomotif lahirlah OHC (Over Head Camshaft) atau SOHC (Single Over Head Camshaft) yang menempatkan Satu Chamshaft di atas silinder sebagai penggerak rocker arm. SOHC tidak membutuh push rod untuk menggerakkan rocker arm.
Pada awal perkembangannya SOHC hanya mampu menangani dua katup (valve) di setiap silendernya (seperti di gambar ilustrasi), tapi kemudian SOHC bisa menangani empat katup di setiap silendernya dengan melakukan modifikasi pada rocker arm.

Setelah SOHC kemudian lahir DOHC (Double Over Head Camshaft) yang menempatkan dua Camshaft  di atas silinder. Penempatan dua camshaft berfungsi membagi tugas dalam mengerakkan rock arm. Satu camshaft bertugas untuk menggerakkan rocker arm katup isap (In) camshaft satu lagi untuk menggerakan rocker arm katup (valve) buang (Ex).

Kelebihan dan Kekurangan SOHC

SOHC memiliki konstruksi yang sederhana dibandingkan DOHC, mesin SOHC lebih mudah di maintenance dengan biaya yang lebih murah. SOHC juga lebih irit bahan bakar karena hanya menggunakan satu camshaft sebagai penggerak rocker arm. SOHC menghasilkan torsi yang lebih baik di putaran bawah.
Jika anda menyukai kecepatan dan akselerasi yang lebih baik di putaran atas, tipe mesin SOHC bukan pilihan yang tepat buat anda. Mesin SOHC tidak menghasilkan RPM yang sehingga torsi juga kurang baik di putaran atas. Mobil atau motor yang menggukan tipe SOHC biasanya rocker arm lebih berisik karena hanya digerakkan oleh satu camshaft (Noken As).
Kelebihan dan Kekurangan DOHC :
Keinginan menghasilkan mobil yang memiliki tenaga yang lebih besar dan akselerasi yang lebih baik kemudian lahirlah DOHC. Mesin bertipe DOHC mempunyai dua camshaft yang membagi tugas untuk menggerakkan katup isap dan katup buang membuat asupan bahan bakar yang melimpah dan tentu saja menghasilkan torsi yang lebih stabil di putaran atas.
Konstruksi DOHC yang lebih ribet dibandingkan dengan SOHC, membuat biaya perawatan mobil ini lebih mahal. Suku cadang yang lebih banyak dibutuhkan jika ingin melakukan reparasi jika ada kerusakan. DOHC juga lebih boros bahan bakar karena kinerja pembakaran yang maksimal.

Kesimpulan Perbedaan SOHC dan DOHC.

SOHC tipe mesin yang lebih murah perawatan dan irit bahan bakar, cocok untuk pemakaian harian dan kendaraan operasional anda sehari-hari. DOHC tipe mesin yang enak berkendara jauh dan performa yang lebih bagus dari SOHC.
Tapi perlu diingat juga, saat ini mobil irit atau boros tidak hanya ditentukan oleh tipe mobil SOHC atau DOHC, ada faktor pendukung lainnya seperti teknologi sistem injeksi dan lain-lain. Bisa saja mesin DOHC lebih hemat dan irit bahan bakar dari mesin SOHC karena teknologi yang disematkan pada mobil tersebut. Sekian semoga bermanfaat.


Nama : Jamaludin
NPM  : 25414589
Kelas   3IC08
Tugas Metodologi Penelitian#
Universitas Gunadarma 

Perbedaan Sistem Pneumatik dengan Sistem Hidrolik

Sistem pneumatik adalah sebuah teknologi yang memanfaatkan udara terkompresi untuk menghasilkan efek gerakan mekanis. Karena menggunakan udara terkompresi, maka sistem pneumatik tidak dapat dipisahkan dengan kompresor, sebuah alat yang berfungsi untuk menghasilkan udara bertekanan tertentu.


Sistem kerja pneumatik mirip dengan sistem hidrolik. Ada beberapa bagian komponen yang sedikit berbeda, namun seperti aktuator (motor dan silinder), filter, dan solenoid valve memiliki prinsip yang sama dengan sistem hidrolik. Perbedaan mendasar dari kedua sistem tersebut adalah fluida kerja yang digunakan, sistem hidrolik menggunakan fluida inkompresibel sedangkan pada sistem pneumatik menggunakan fluida kompresibel. Tekanan kerjanya juga pada range yang berbeda, jika sistem hidrolik bekerja pada tekanan 6,9-34 MPa, maka sistem pneumatik bekerja pada tekanan rendah 550-690 KPa.
Berikut mari kita bandingkan kelebihan sistem pneumatik daripada sistem hidrolik:
1. Sistem Pneumatik
  • Sistem pneumatik memiliki desain sistem dan kontrol yang sederhana. Komponen umumnya sangat mudah penginstallannya dan sistem kontrolnya sederhana seperti halnya kontrol ON dan OFF.
  • Memiliki reliabilitas tinggi karena sistem hidrolik berumur panjang dan budget perawatan yang rendah. Selain itu karena sifat gas yang kompresibel, maka ia tidak mudah rusak akibat beban kejut. Gas akan menyerap gaya kejut tersebut, berbeda dengan fluida hidrolik yang secara langsung akan mentransfer gaya kejut tersebut.
  • Gas terkompresi dapat disimpan untuk jangka waktu tertentu, sehingga dapat menggunakan mesin pneumatik untuk jangka waktu tertentu sekalipun supply listrik terputus.
  • Lebih aman karena tidak mudah terbakar seperti sistem hidrolik.
2. Sistem Hidrolik
  • Fluida liquid pada sistem hidrolik tidak menyerap gaya apapun yang dikenakan padanya.
  • Sifatnya yang inkompresibel menyebabkan penggunaan pada beban kerja yang lebih besar dan bekerja pada gaya yang lebih besar pula.
  • Fluida hidrolik yang inkompresibel juga meminimalisir gaya spring. Saat sistem hidrolik berhenti, tidak diperlukan proses pelepasan tekanan fluida karena saat sistem berhenti tekanan fluida pun juga sekaligus hilang, kecuali adanya penggunaan akumulator pada sistem.

Nama : Jamaludin
NPM  : 25414589
Kelas  : 3IC08
Tugas Metodologi Penelitian#
Universitas Gunadarma